Rabu, 03 September 2008

The Ladder of Life

The Ladder of Life

Wall of Motivation:

Based on true story

The ladder of life

(True story part 1)

Kaki yang lelah itu mengayuh pedal mesin jahit yang sudah tua, “Hari ini pesanan bu Dhani harus sudah selesai” gumamnya dalam hati. Penjahit yang belum professional itu bernama Arini, gadis berusia 18 tahun lulusan SMA. Arini memiliki latar belakang keluarga yang secara ekonomi tidak mampu membiayai pendidikan anaknya ke jenjang kuliah.

Dengan latar belakang itulah yang membuat Arini menjadi gadis yang kuat, dia ingin mengubah air mata menjadi air keringat, karena hidup menuju sukses adalah dengan meniti tangga yang tinggi dan berat dan diperlukan perjuangan dan cucuran keringat bukan air mata belas kasihan orang lain.

Setelah lulus SMA, Arini ingin sekali melanjutkan ke bangku kuliah, namun daya dari keluarga tidaklah mampu menerbangkannya dalam mimpi yang tinggi dan indah. “ Aku akan berjuang, There is a will there is a way”. Semangat baja yang tumbuh dari hati seorang gadis muda.

Keahlian yang di miliki Arini adalah menjahit meskipun bukan seorang profesional dia melakukannya dengan tekun dan bersungguh-sungguh, seperti kebiasaan sifat seorang yang berkepribadian kholeris kuat, dia akan melakukan upaya apa aja mencapai mimpi.

Upaya yang penuh harga diri dan kebanggaan karena dia mandiri tanpa bantuan orang lain melainkan hanya sedikit.

Dalam perjuangannya menjadi penjahit dan hidup dalam keterbatasan dan kadang lirikan sebelah mata orang lain selama satu tahun Arini mampu menabung untuk biaya kuliah, tibalah suatu masa penerimaan mahasiswa baru universitas negeri, kalangan akademis biasa menyebutnya UMPTN. Arini mendaftar di UGM jurusan Fisipol dan Diploma Ekonomi jurusan Akuntansi UGM, demi mewujudkan rindunya tentang mimpi sukses dan dengan tekad seorang Kholeris kuat dia belajar keras.

Sungguh Tuhan Maha Pemurah lagi Maha Penyayang dan tiada menyia-nyiakan doa dan usaha hambaNya, Arini diterima di dua fakultas yang berbeda namun di universitas yang sama. “Trimakasih Tuhan, aku telah dekat dengan mimpiku” saat inilah Arini baru bisa meneteskan air mata, air mata syukur, air mata syahdu betapa Tuhan sangat menyayanginya.

Namun ada kebimbangan dalam hatinya karena dia harus memilih salah satu dari fakultas yang menerimanya. Tiada daya upaya yang lebih baik selain minta pertolongan Tuhan Yang maha Baik. Arini berdoa dalam sujud istiqarah dia memohon “ Tuhan berikanlah aku pilihan yang terbaik”.

Esok pagi usai sujud subuh yang cerah ditanamkan oleh Tuhan dalam benak dan hatinya suatu kemantapan pilihan bahwa Diploma Ekonomi Akuntansi UGM adalah pilihan yang paling tepat untuknya.

Satu tangga hidup Arini daki dan capai lagi yaitu sebagai mahasiswi Diploma Ekonomi Akuntansi UGM…… to be continues

Selasa, 02 September 2008

Sahadat Di Telapak Tangan Manusia

Wall of Motivation:

Sahadat Di Telapak Tangan Manusia

“Allah menghitung segala sesuatu satu persatu/ secara detail (QS 72:28)

Telapak tangan manusia kanan dan kiri merupakan penggabungan kalimat sahadat yang di ukir Allah diatas anggota tubuh manusia....

Mari kita simak:

Telapak sebelah kiri terdapat garis tangan yang berupa huruf V terbalik dan huruf I,dalam angka arab huruf V terbalik berarti angka 8 dan huruf I berarti angka 1, berarti angka 81, sedangkan ditangan kanan kita terdapat huruf I dan V terbalik yang artinya angka 18.

Mari kita hitung kedua angka itu:

81 + 18 = 99
81 - 18 = 63

99 mewakili Asmaul Husna/ nama-nama Allah yang baik

63 mewakili Umur nabi Muhammad ketika Wafat

Jadi terdapat dua unsur yaitu:

Allah dan Nabi Muhammad


Hal ini berarti telapak tangan kita telah diukir kalimat sahadat dalam bentuk garis tangan yaitu kesaksian kita bahwa tidak ada tuhan yang patut disembah selain Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasulallah.
Tidak ada yang kebetulan bagi Allah seperti dalam firmanNya dalam Al Quran, “Allah menghitung segala sesuatu satu persatu/ secara detail (QS 72:28)